Kamis, 29 Januari 2009

Janda Cerai Vs Janda Mati

kisah

Tulisan ini mungkin sekilas mengesankan rasa ketidakwajaran dari sebuah fenomena hidup seorang anak manusia. Tidak ada seorang anak manusia dilahirkan ke muka bumi tau akan jalan takdir dan suratan hidup yang akan membawanya.

Kisah ini berawal dari sorang wanita yang tinggal disebuah kota kecil namun cukup moderen dalam segi perkembangan wilayah dan tata kota. “Rara bintang” ya nama yang unik dan cantik bukan? Secantik dan seanggun wajah pribumi yang masih terlihat garis keturunan hokkian tapi sudah beberapa generasi. Dan setinggi bintang impian dan harapan orang tua mendidik Rara. Kulit putih, tinggi semampai, dan kecerdasan otaknya dalam sosial agent adalah sosok wanita masa kini. Rara tidak pernah memusingkan status kebangswanan dan derajat keluarga “ Nyimas” yang membuat masyarakat tertunduk bila ayah Rara seorang “Pesirah” memberikan kuasanya.

“Panas sekali” Rara mengusap keningnya dengan sapu tangan hijau pastel, mungkin itu warna favorit Rara.

“ kita mampir di kafe “SS’ aja yach” ajakku sambil memutar skuterku yang lumayan masih kuat untuk boncengan sekelas badanku yang subur.. “heheheh’ jelek2 gini hasil keringat ku lo…

“memang ayuk ( panggilan kakak perempuan ogan Komering” lah biaso makan di sano?”tanya Rara dengan sedikit nada selidik.

“ya iyalah…. Masa gue ga tau tempat nongkrong yang okkss banget untuk kita yang masih “jojoba ( jomblo-jomblo bahagia) istilah u memerdekaan bagi para lajang yang belom nikah….

Sambil terus memutar gas tangan skuterku, kutelusuri kota ini sambil terus bercanda dengan rara tentang pekerjaan kantor.

Rara adalah staff Penelitian kantor kami yang handal dalam sains khususnya ilmu komputer dengan promgramernya Rara adalah jago kami yang selalu kami andalkan ketika ada hal laporan dan Ujian Mahsiswa pada Tugas akhir. Klo gue mana paham bbegituan. IT pahamnya Cuma ngetik, print keren dikit bisa chetting dan browsing.

Tapi sosok rara di mata kami adalah wanita yang mendekati sempurna. Kenapa? Pendidikan Magister dari Victoria University, Ortu Tajir dan terpandang + terhormat, penampilan menarik (klo seperti iklan lowongan kerja) Rara pasti lolos, dan sikapnya yang supel, ramah, dan pandai membawa keadaan. Membawa sosok Rara yang cantik, pandai selalu menjadi pusat perhatian ketika mengajar mata kuliahnya.

Hal ini terbukti Rara tidak mengajar karena urusan pribadi sehingga tiba-tiba ijin. Hape rara tidak pernah henti dari dering. Mahasiswa menanyakan” ibu kita kuliah khan” ada lagi” Ibu kemana kok tidak masuk” ada juga” bu, kami sudah tunggu ibu, tanpa terkecuali” dasar mahasiswa dikasih jatah libur malah bingung...

”Pritttt...!!!!!!!!! kiri yuk” wah jan tukang parkir semangat 45 seperti jaman belanda ngusir penjajah, sampai pekak telingaku, maklum hari itu aku Cuma pake helm ”bathok” so telinga pasti jelas.

Kami langsung menuju meja no 7, tempat favorit ku klo aku janjian ama client. Pojok, lebar dan privasi agak lumayan. Sebenernya lebih cocok klo buat yang punya pasangan..” nyaman tau” tapi berhubung jomblo.. yang Cuma bisa bayangin aja dech.

Rara bercerita” Aku pusing gimana sih cowok yg bisa terima kita apa adanya”

“Maksudnya”? tanyaku” iya yuk. 1 tahun ini aku baru pisah (cerai). Setiap aku mencoba deket ama cowok. Udah 2X putus ga jelas alasannya.

“Aneh khan…………? Mata Rara tanya sambil nada minta di bela (giman coba/)

”Yup”

”Kenapa Ra”

Namanya Reno, ni cowok pendidikan luar negeri aku ga jelas apa nama kampusnya.yang aku tau dia tinggal di Belanda. Itu lho negara yang ”halalkan” nikah sesama jenis” dia juga cukup lama tinggal disana”

“tapi setelah kita jalan bareng, ketika aku sampaikan ”statusku” masa 3 minggu setelah itu Cuma bilang ” Rara, maaf aku ga bisa teruskan hubungan ini” aku masih dalam keraguan, dan logikaku sesuatu yang meragukan itu sebaiknya di tinggalkan” alasan yang gak jelas tapi nyakitin hati.... dan aku sampai libung di buatnya.

Tapi mau apa itu keputusaan masa aku brondong dengan “ maksudnya”

”Dalam otakku, Kamu cowok pendidikan luar negeri, pengetahuan luas, agama juga lumayan paham di banding Rara yang Cuma ngaji di TPA dan kuliah ikut Rohis kampus . kok alasan gak logis dan terkesan menghindar setiap ditanya”.

Emang dasar banci kaleng ( gerutuku) mencoba bantuin Rara.

’yang kedua sama pendidkan Magister juga tapi Indonesia punya. Pas jalan alias jadian kayaknya mau jadikan aku seketika ”ratu” dalam hidupnya, tapi pas sampaikan ama kelurganya ”statusku” apa reaksinya..........?

”Rara sayang, bukan abang ga sayang ama Rara, abang ga bisa hidup tanpa kamu” busssyet, rayuan jaman kolonial masih di pake” Tapi... ( ni pasti bikin Sakit) abang dah mencoba sampaikan siapa Rara, bagaimana Rara, pokoknya apapun tantang rara abang udah sampaikan” tapi....maaf ya Ra, dalam Suku kami, Wanita yang bercerai” itu di identikan ” Seburuk-buruknya martabat Manusia di tanah kami” lebih terhormat janda yang dikarenakan suaminya meninggal.

Gubraxxxxxx.”Kejaaam” untuk alsan ini Rara dibuat benar2 ga berkutik.

Gimana tidak, apa mesti” aku beli racun tikus ato Potas ” trus aku cari mantan suamiku, aku kasih dalam minuman kesukaanya. Khan jadi mati (meninggal)” jadilah ”Rara janda mati”

”Astagfirllah, Istigraf Ra.. hidup ini memang terkadang tidak adil. Siapa yang ingin lahir dengan garis hidup bila harus berbeda dengan yang lain.

Ga terasa udang tepung goreng kesukaanku udah bersih dari piring,

”doyan apa laper” tanya rara sambil nada bercanda (mkn nyindir)

”aku tertegun aja denger ceritamu”ngeless.

”tapi itulah mahluk laki-laki, terkadang agama mampu ia melaksanakan wajid mungkin sampai sunnah model apapun di laksanakan, tapi giliran habluminnas kok pilih-pilih. Apa benar gara-gara jumlah wanita lebih banyak kadang kami hanya dijadikan pilihan-pilihan yang menurut mereka mau. ”memang apa siech syarat laki-lakimu” tanyaku kepadanya. ” ga tinggi-tingi yuk, seiman itu wajib, sunnahnya bisa dukung saya terus dalam dunia pendidikan”. Jawab Rara dengan harapan di mata beningnya.

itulah ”Rara Bintang” setinggi bintang impiannya sebagai potret kartini yang tidak ingin besar atas nama besar orang tuanya.

1 komentar:

pedagang maya mengatakan...

not bad..i like it